PR GARUT - Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara dengan cara membebaskan sekitar 50 orang yang ditahan di Gaza sejak sayap militer Hamas menyerang wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023, dengan tujuan membebaskan rakyat Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Berdasarkan laporan dari Al Jazeera, kesepakatan ini di mediasi oleh Qatar dan pembicaraannya berlanjut hingga Rabu dini hari.
Dalam pertemuan tersebut hanya tiga dari 38 anggota kabiner yang memberikan suara dan menentang gencatan senjata di antaranya adalah Menteri Keamanan Nasional Itamar, Ben-Gvir dan dua anggota dari partai politik sayap kanan Israel.
Kabinet Israel mendukung perjanjian setelah pembicaraan tentang kesepakatan yang dimediasi Qatar yang berlanjut hingga dini hari Rabu pagi, dengan media Israel melaporkan pertukaran panas antara menteri pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca Juga: Berikut Alasan Mengapa Laga Dewa United vs Persib Bandung Pekan Ini Digelar Tanpa Suporter
Dalam laporannya, isi dari kesepakan itu mengharuskan pihak Hamas melepas setidaknya 50 wanita dan anak-anak selama gencatan senjata sementara yang diketahui durasinya selama empat hari. Untuk setiap 10 tawanan yang dilepas, jeda penyerangan akan diperpanjang satu hari.
Namun dalam isi kesepakatan tersebut tidak disebutkan pembebasan rakyat Palestina yang ditawan oleh Israel.
Kemudian, Israel juga menyebutkan menghentikan semua tindakan militer di Gaza dan bahwa ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar akan diizinkan masuk ke wilayah tersebut.
Sementara dari pihak Hamas dalam rilis pernyataan, mengkonfirmasi bahwa 50 wanita dan anak -anak yang akan dibebaskan dengan syarat Israel melepaskan 150 wanita dan anak-anak Palestina dari penjara.