Network
PR GARUT - Gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo yang melanda Garut, Jawa Barat, telah menyebabkan kerusakan pada 114 bangunan sekolah, termasuk PAUD, SD, dan SMP. Dinas Pendidikan Kabupaten Garut telah mencatat kerusakan tersebut dan saat ini tengah menunggu asesmen dari Dinas PUPR untuk menentukan klasifikasi kerusakan guna menentukan nilai rehabilitasi dan anggaran perbaikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin, menjelaskan bahwa dari 114 bangunan sekolah yang rusak, terdiri dari 8 bangunan PAUD, 87 ruang kelas SD, dan 16 ruang kelas SMP. Proses asesmen dari Dinas PUPR diperlukan untuk menentukan apakah kerusakan tersebut termasuk ringan, sedang, atau berat.
"Apa bila ada ruangan kelas yang rawan bisa diterapkan sistem sekolah secara bergantian atau shift pagi dan siang," ujar Ade Manadin, menekankan pentingnya keselamatan siswa dan guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar di sekolah yang terdampak.
Selain bangunan sekolah, ada juga tiga kantor unit dinas yang mengalami kerusakan akibat gempa. Ade mengimbau pihak sekolah untuk mengutamakan keselamatan siswa dan guru, serta memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di ruangan yang aman.
Ade juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut kepada Pemerintah Daerah Garut agar segera dapat merealisasikan perbaikan kelas yang terdampak untuk kelangsungan belajar siswa.
Dalam upaya mendukung rehabilitasi, pemerintah setempat berencana menggunakan dana BTT kebencanaan untuk sekolah SD di Banjarwangi yang mengalami kerusakan parah, sementara sisanya dianggarkan pada tahun 2024.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2: BPBD Garut Pastikan Tidak Ada Warga yang Mengungsi Meski Ada Kerusakan Bangunan
Gempa 6,2 magnitudo di Garut juga telah merusak 245 rumah dan menyebabkan enam orang luka-luka yang saat ini telah mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat.
