Network
PR GARUT - Proses lelang jalan tol Gede Bage-Tasikmalaya-Ciamis (Getaci) telah mencapai tahap penting dengan diumumkannya hasil evaluasi dokumen prakualifikasi perusahaan atau konsorsium yang berpartisipasi dalam proses lelang pengusahaan jalan tol Getaci. Dalam pengumuman tersebut, empat perusahaan yang tergabung dalam dua konsorsium dinyatakan tidak lulus evaluasi dokumen prakualifikasi.
Sony Sulaksono Wibowo, Ketua Panitia Pengusahaan Jalan Tol Getaci, menyampaikan bahwa perusahaan yang tidak lulus dapat mengajukan sanggahan secara tertulis. Sanggahan ini harus disampaikan dalam waktu lima hari kerja setelah tanggal pengumuman prakualifikasi, yaitu pada 20 Mei 2024.
Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam dokumen prakualifikasi Pasal 2 Q1, yang menyebutkan bahwa peserta prakualifikasi yang keberatan atas penetapan hasil dapat mengajukan sanggahan tertulis dalam waktu lima hari kerja.
Baca Juga: Pemekaran 3 Provinsi Baru di Jawa Barat, Nomer Satu Paling Ideal untuk Segera Dibentuk DOB
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah mengeluarkan pengumuman hasil pelelangan pengusahaan jalan tol Getaci dengan nomor 24/BPJT/L/GTCM/2024. Panitia lelang menyatakan bahwa dua konsorsium tidak lulus dalam evaluasi dokumen prakualifikasi. Kedua konsorsium tersebut adalah:
- Konsorsium PT Trans Persada Sejahtera dan PT Wira Nusantara Bumi
- Konsorsium PT Daya Mulia Turangga dan PT China State Construction Overseas Development Shanghai
Kelanjutan Proyek Tol Getaci
Meskipun tidak ada perusahaan atau konsorsium yang lulus dalam proses lelang pengusahaan tol Getaci saat ini, Sony menegaskan bahwa nasib pelaksanaan proyek ini akan terus berjalan. Tol Getaci sudah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), yang berarti proyek ini mendapatkan prioritas untuk segera diwujudkan.
Baca Juga: Bukan Hanya Tol Getaci, Simak Perkembangan Terbaru Rencana Pembangun Tol Dalam Kota Bandung
Sony menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak meloloskan perusahaan atau konsorsium peserta lelang didasarkan pada pengalaman dari investasi sebelumnya yang terhenti di tengah jalan. Hal ini membuat BPJT harus lebih berhati-hati dalam seleksi calon investor.
