BMKG Terus Pantau Aktivitas Sesar Lembang Sejak 1963

- 4 Januari 2024, 18:15 WIB
Seorang warga sedang menikmati keindahan alan dari Tebing Keraton diKampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung. Tebing keraton merupakan salah satu kawasan yang berada diatas Sesar Lembang.
Seorang warga sedang menikmati keindahan alan dari Tebing Keraton diKampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung. Tebing keraton merupakan salah satu kawasan yang berada diatas Sesar Lembang. /Sumber Foto: Maiysaroh

PR GARUT - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 1963 terus memantau aktivitas Sesar Lembang. Berada sekitar 10 km arah utara Kota Bandung, sesar ini merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, BMKG mulai memasang dan mengoperasikan seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang pada 1 Januari 1963. 

Selain untuk memantau gempa di wilayah Indonesia, seismograf jenis Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen yang dipasang di daerah itu digunakan untuk memantau aktivitas Sesar Lembang. Sesar sepanjang sekitar 25-30 km berarah barat-timur tersebut, menurut para ahli memiliki magnitudo tertarget 6,8.

Baca Juga: Megah Banget, Pesona Alam Bandung Berselimut Kabut Tertangkap dari Tebing Keraton

"Para petugas BMKG sejak lama sudah mengamati catatan gempa-gempa lokal pada seismogram analog di sekitar Lembang," tuturnya.

Aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang mulai tahun 2008, lanjut Daryono, dapat dipantau lebih baik karena BMKG mengoperasikan jaringan monitoring gempa digital menggunakan sensor gempa dengan kawasan frekuensi lebar.

"Bukan berarti sebelum 2008 di Sesar Lembang tidak terdapat aktivitas gempa. Jarangnya aktivitas gempa saat itu karena sensor gempa belum sebanyak seperti sekarang, sehingga beberapa aktivitas gempa lokal dengan magnitudo kecil tidak terekam dengan baik," katanya.

Ia menuturkan pada 2019, BMKG memasang 16 sensor seismik periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten.

Sensor gempa yang sengaja dipasang "mengepung" jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis itu dipasang untuk keperluan operasional dan kajian sesar aktif. 
Dimana aktivitas Sesar Lembang tampak dari gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur sesar.

Halaman:

Editor: Neni Nuraeni

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah