"Anak-anak korban rudapaksa sudah diberikan terapi berupa taruama hiling," katanya.
Menurutnya terapi itu sebagai upaya untuk meluapkan apa yang dialami oleh anak-anak dan keluarga korban.
"Sehingga prilaku mereka ketika dilakukan trauma hiling di sini bisa histeris, memjerit, bisa merasa kesal, merasa emosi," katanya.
Dengan terapi ini Yayan berharap adanya rasa kepercayaan diri dari anak-anak.
Baca Juga: Aneh! Seorang Warga Kuasai Lahan Negara Hingga Puluhan Tahun, Sebagian Sudah Berdiri Ruko dan Mesjid
Karena bukan korban yang merasa tidak percaya diri, keluarga korban juga merasakan hal yang sama.
Anak-anak yang sudah ditangani oleh dinasnya dipastikan sehat dan tidak ada kelainan yang mengarah ke salah satu penyakit atau virus tertentu.
Anak-anak korban rudapaksa langsung diperiksa kesehatanya, cek kesehatan kata Yayan dimaksudkan untuk melihat apakah ada anak yang terinfeksi oleh virus atau penyakit lainnya.
"Karena efek dari penyimpangan seksual sendiri ialah penularan yang bisa saja terjadi, sementara untuk hasil pemeriksaan belum bisa kami berikan karena kewenangan pihak kepolisian," katanya.
Yayan mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pendampingan fisikis maupun secara fisik. Hal ini dilakukan dengan melakukan cek kesehatan secara menyeluruh di RSU dr. Slamet Garut.