Network
PR GARUT - Baru-baru ini sorotan di media sosial utamanya platform Facebook tertuju pada Smart Wallet, aplikasi yang melakukan penipuan dengan kedok investasi. Aksi penipuan ini tengah hangat dibicarakan, pasalnya peristiwa penipuan melalui aplikasi ini telah marak terjadi di Indonesia.
Sebagai informasi, sebelumnya aksi penipuan menggunakan aplikasi dengan tawaran investasi ini telah terjadi seperti pada kasus Jombingo, FEC, Simonida Media hingga yang terbaru ialah Smart Wallet dan Bartle Bogle Hegarty (BBH).
Smart Wallet dan BBH ini diumumkan oleh otoritas jasa keuangan (OJK) melalui satuan tugasnya yakni Satgas Pasti dan disebutkan bahwa Smart Wallet dan BBH terindikasi dengan aktifitas penipuan.
Baca Juga: Dugaan Dalang Utama Smart Wallet Dibongkar Netizen, Warganet Beri Saran Member Segera Lapor Polisi
Kemudian yang lebih mengagetkan aksi penipuan ini secara terang-terangan mencatut nama perusahaan orang lain terutama perusahaan luar negeri, seperti Bartle Bogle Hegarty merupakan sebuah perusahaan agensi periklanan yang berasal dari Inggris yang dicatut serta beroperasi di Indonesia dan melakukan penipuan.
Modus yang dilakukan oleh scammer atau penipu ini cenderung memiliki pola dan tawaran yang sama. Pola dan tawaran dari aplikasi penipuan yang terjadi di Indonesia, meliputi:
- Selalu menghadirkan warga negara asing (WNA) untuk upaya meyakinkan calon korban dalam sebuah event, pertemuan dan lain sebagainya
- Memberikan tawaran keuntungan yang besar dalam waktu singkat
- Menjanjikan bonus dengan nilai yang besar apabila berhasi memiliki downline atau mengajak orang baru mendaftar member hingga melakukan deposit
Dari ketiga pola tersebut, terdapat kesamaan pada aktifitas penipuan yang telah dilakukan seperti sebelumnya FEC menggunakan sistem yang serupa seperti Smart Wallet dan BBH yaitu sistem multi level marketing (MLM) atau member get member.
Baca Juga: Awas Ketipu Lagi! Smart Wallet Berikan Klaim Palsu, Member Diminta Deposit 50 USD dengan Buaian WD
Lalu pola yang sama juga sama dilakukan yakni menghadirkan warga negara asing sebagai pemilik atau dibuat sebagai sosok yang menjalankan perusahaan tersebut. Lalu tawaran keuntungan yang besar serta harus melakukan deposit.
