Psikologi Rasa Pedas: Mengapa Kita Tertarik pada Makanan yang Menyakitkan?

- 27 November 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi: Makanan pedas.
Ilustrasi: Makanan pedas. /pixabay.com/

Perbedaan sensitivitas orang dalam merasakan “pedas” ini terkait dengan absolute threshold atau ambang batas. Ambang batas adalah batas minimum dari intensitas rangsangan yang dapat dirasakan atau dideteksi oleh panca indra seseorang (Myers & Dewall, 2015). Sederhananya, seperti contoh saat makan ayam geprek tadi, ambang batas ini mengacu pada kadar atau jumlah cabai minimal yang dapat membuat lidah orang tersebut merasakan “pedas”.

Perbedaan ambang batas membuat setiap orang memiliki sensitivitas rasa sakit yang berbeda-beda, sehingga mempersepsikan rasa pedas yang berbeda. Hal ini terjadi karena persepsi atau bagaimana cara kita merasakan pedas dipengaruhi oleh faktor biologis, pengalaman, hingga budaya di sekitarnya (Gatchel dkk., 2007; Reimann dkk., 2010).

Di Indonesia sendiri setiap budaya memiliki cita rasa yang khas dan berbeda sesuai dengan situasi sosial dan tradisi budaya masing-masing. Misalnya, masakan Padang terkenal akan cita rasa yang pedas atau masakan Sunda yang melekat dengan sambal yang pedas.

Berbeda dengan masakan Jawa yang khas dengan dominasi rasa masakan yang cenderung manis, seperti gudeg. Kebiasaan di negara lain, misalnya di Mexico, orang-orang sudah terbiasa dengan cabai sejak dini karena cabai sudah mendarah daging dengan masakan mereka. Orang Mexico memiliki kebiasaan menambahkan banyak cabai ke banyak hidangan untuk memperoleh cita rasa pedas (Buan dkk, 2022; Spencer, 2018).

Selain itu, hal menarik di Amerika Serikat diketahui bahwa kemampuan mengonsumsi makanan yang sangat pedas dikaitkan dengan maskulinitas (Heidari et al., 2023). Dengan demikian, latar belakang budaya dan pengaruh sosial berperan penting dalam preferensi makanan. Individu yang tumbuh dalam budaya makanan pedas umumnya mereka cenderung mengembangkan selera terhadap makanan pedas (Sight, 2023).

Berdasarkan hal-hal yang dijelaskan sebelumnya, persepsi seseorang terhadap sensasi yang diberikan dari rasa pedas merupakan suatu hal kompleks yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan budaya. Beberapa orang dapat mengatakan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan dari rasa pedas merupakan kenikmatan. Selain itu, peran budaya juga dapat semakin memperkuat orang menikmati makanan pedas. Hal inilah yang membuat persepsi “rasa pedas” seseorang bersifat subjektif dan beragam.

Penulis: Salwa Nurbaiah

Penulis: Salwa Nurbaiah
Penulis: Salwa Nurbaiah

Referensi:

Halaman:

Editor: Ade Parhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah