Biadab! Serangan Israel di Kota Rafah Renggut Nyawa 22 Warga Palestina, 18 Diantaranya Anak-anak

- 22 April 2024, 01:30 WIB
Seorang bayi dalam foto ini (kanan bawah) berhasil diselamatkan, usai kedua orang tua dan kakaknya yang masih berusia tiga tahun meninggal dunia akibat serangan pertama kebiadaban Israel di Kota Rafah Palestina.
Seorang bayi dalam foto ini (kanan bawah) berhasil diselamatkan, usai kedua orang tua dan kakaknya yang masih berusia tiga tahun meninggal dunia akibat serangan pertama kebiadaban Israel di Kota Rafah Palestina. /Neni Nuraeni/@Bernadotte22

PR GARUT — Serangan Israel di Kota Rafah di Gaza selatan, Palestina, semalam menewaskan 22 orang. Sebagian besar, yaitu 18 anak-anak, menjadi korban dari serangan mematikan pasukan biadab Tel Aviv.

Informasi jumlah korban tewas akibat serangan tentara Zionis itu disampaikan pejabat kesehatan, Minggu 21 April 2024 malam. Serangan mematikan negara Yahudi ke Palestina di Kota Rafah berlangsung ketika Amerika Serikat, sekutu abadi Israel, menyetujui bantuan militer tambahan senilai miliaran dolar ke Israel.

Israel hampir setiap hari melakukan serangan udara di Rafah, di mana lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mencari perlindungan dari pertempuran di tempat lain . Mereka juga berjanji untuk memperluas serangan darat terhadap kelompok militan Hamas hingga ke kota di perbatasan dengan Mesir meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri, termasuk dari Amerika.

Baca Juga: Jadi Model Iklan Zara yang Diduga Meledek Palestina, Kristen McMenamy Dirujak Netizen

“Dalam beberapa hari mendatang, kami akan meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Hamas karena ini adalah satu-satunya cara untuk membawa kembali sandera kami dan meraih kemenangan. Kami akan memberikan pukulan yang lebih besar dan menyakitkan terhadap Hamas – segera,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AP News.

Namun, pria yang bertanggung jawab atas genosida Israel terhadap warga Palestina ini tidak memberikan rinciannya.

Satu Keluarga Tewas Tandai Serangan Pertama Israel di Rafah

Pada hari pertama serangan Israel di Rafah, satu keluarga menjadi korban tewas. Mereka adalah seorang pria dan isterinya, berikut anak mereka yang masih berusia 3 tahun. Detail pada korban disampaikan Rumah Sakit Kuwait terdekat, saat menerima tiga jenazah tersebut.

Satu diantara tiga korban, sedang hamil dan dokter menyelamatkan bayinya. Serangan kedua menewaskan 17 anak-anak dan dua perempuan dari keluarga besar

“Anak-anak ini sedang tidur. Apa yang mereka lakukan? Apa kesalahan mereka?” tanya salah satu kerabatnya, Ummu Kareem. Kerabat lainnya, Umm Mohammad, mengatakan korban tertua yang terbunuh, seorang bibi berusia 80 tahun, dibawa keluar “dalam potongan-potongan.” Anak-anak kecil dimasukkan ke dalam kantong mayat.

Mohammed al-Beheiri mengatakan putrinya, Rasha, dan enam anaknya, yang bungsu berusia 18 bulan, termasuk di antara mereka yang tewas. Seorang wanita dan tiga anak masih tertimbun reruntuhan.

Perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, setidaknya dua pertiga dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Bencana ini telah menghancurkan dua kota terbesar di Gaza dan meninggalkan petak kehancuran. Sekitar 80% penduduk wilayah tersebut telah mengungsi ke wilayah lain di wilayah pesisir yang terkepung.

Paket bantuan senilai $26 miliar yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Sabtu mencakup sekitar $9 miliar bantuan kemanusiaan untuk Gaza, yang menurut para ahli berada di ambang kelaparan. Senat dapat meloloskan paket tersebut secepatnya pada hari Selasa, dan Presiden Joe Biden telah berjanji untuk segera menandatanganinya.

Konflik tersebut, yang kini memasuki bulan ketujuh, telah memicu kerusuhan regional antara Israel dan AS melawan Iran dan kelompok militan sekutunya di Timur Tengah. Israel dan Iran saling baku tembak secara langsung pada bulan ini, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antara musuh lama tersebut.

Ketegangan juga meningkat di Tepi Barat yang diduduki Israel. Pasukan Israel membunuh dua warga Palestina yang menurut militer menyerang sebuah pos pemeriksaan dengan pisau dan senjata di dekat kota Hebron di Tepi Barat selatan pada Minggu pagi.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dua orang yang tewas berusia 18 dan 19 tahun, berasal dari keluarga yang sama. Tidak ada pasukan Israel yang terluka, kata militer.

Layanan penyelamatan Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah menemukan 14 jenazah dari serangan Israel di kamp pengungsi perkotaan Nur Shams di Tepi Barat yang dimulai Kamis malam. Mereka yang tewas termasuk tiga militan dari kelompok Jihad Islam dan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun.

Militer mengatakan mereka membunuh 14 militan di kamp tersebut dan menangkap delapan tersangka. Sepuluh tentara Israel dan satu petugas polisi perbatasan terluka.

Tendang Bendera Palestina, Pria Israel Jadi Korban Ledakan

Dalam insiden konyol di Tepi Barat, seorang pria Israel terluka dalam ledakan hari Minggu, kata layanan penyelamatan Magen David Adom. Sebuah video yang beredar online menunjukkan bahwa seorang pria mendekati bendera Palestina yang dipasang di sebuah lapangan.

Baca Juga: Rencana Biadab Israel Serbu Rafah Palestina Buyar Gara-gara 'Kiriman' Rudal Iran?

Saat dia menendangnya, sepertinya memicu alat peledak. Setidaknya 469 warga Palestina telah dibunuh oleh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat sejak dimulainya perang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Kebanyakan dari mereka terbunuh dalam serangan militer Israel, yang seringkali memicu baku tembak, atau dalam protes yang disertai kekerasan. Perang di Gaza dipicu oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober di Israel selatan, di mana Hamas dan militan lainnya membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 sandera. Israel mengatakan militan masih menyandera sekitar 100 orang dan lebih dari 30 orang lainnya.

Ribuan warga Israel turun ke jalan menyerukan pemilu baru untuk menggantikan Netanyahu dan kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera. Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan perang sampai Hamas hancur dan semua sandera dikembalikan.

Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 34.097 warga Palestina dan melukai 76.980 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam penghitungannya.

Dikatakan bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak jenazah yang terjebak di bawah reruntuhan atau di daerah yang tidak dapat dijangkau oleh petugas medis.

Israel menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil karena para militan bertempur di lingkungan perumahan yang padat. Pihak militer jarang berkomentar mengenai serangan individu, yang seringkali membunuh perempuan dan anak-anak.

Zionis mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 13.000 pejuang Hamas, tanpa memberikan bukti. ***

Editor: Neni Nuraeni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah