Lebih Bahaya dari Covid-19: WHO Ingatkan Kesiapan Global Hadapi Patogen Masa Depan 'Disease X'

- 21 Januari 2024, 20:25 WIB
Cegah Wabah di Tengah Perang, WHO Imbau Ukraina Musnahkan Patogen di Laboratorium Kesehatan
Cegah Wabah di Tengah Perang, WHO Imbau Ukraina Musnahkan Patogen di Laboratorium Kesehatan /Pixabay/PIRO4D

PR GARUT - Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengeluarkan peringatan serius dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, beberapa hari lalu.

Dr. Tedros menyoroti pentingnya kesiapan global menghadapi patogen masa depan yang belum diketahui karakteristiknya dan berpotensi menyebabkan pandemi global lebih parah daripada Covid-19. Patogen tersebut disebutnya sebagai "Disease X," yang pertama kali dibahas oleh WHO pada tahun 2017.

"Ancaman ini bukan lagi soal 'jika terjadi', melainkan 'kapan terjadi'. Oleh karena itu, kita perlu bersiap," ungkap Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam pandangannya, negara-negara di seluruh dunia perlu memperkuat layanan kesehatan mereka sebagai bentuk persiapan menghadapi ancaman tersebut.

Baca Juga: 9 Varian COVID-19 Mendominasi Dunia, WHO: 4 Memiliki Kemampuan Genetik

Ia menyatakan keprihatinannya terhadap fokus investasi pada teknologi tinggi di negara-negara berpendapatan tinggi, sementara layanan kesehatan primer terabaikan.

"Bahkan beberapa negara tidak bisa melakukan pelacakan kontak," tandasnya.

Dr. Tedros meminta agar negara-negara dunia memprioritaskan komitmen untuk memperkuat layanan kesehatan primer guna menghadapi "Disease X." Menurutnya, hal ini menjadi kunci dalam persiapan menyeluruh.

Vaksin Berbasis mRNA

Selain itu, Dr. Tedros menyoroti ketidaksetaraan akses terhadap vaksin, terutama vaksin berbasis mRNA. Ia menyampaikan keprihatinannya bahwa negara-negara berpendapatan tinggi cenderung menimbun vaksin, sementara negara-negara berpendapatan rendah kesulitan mendapatkan akses.

"Akses adalah sebuah masalah, dan untuk mengatasi masalah kesetaraan, kami telah mendirikan pusat transfer teknologi mRNA di Afrika Selatan untuk meningkatkan produksi lokal," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Ade Parhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah