Pemerintah Gaza Menyebut Ada 7.000 Pengungsi, Pasien dan Staf RS Al Shifa yang Berjuang Melawan Kematian

- 17 November 2023, 21:00 WIB
Kondisi di rumah sakit Al Shifa di Gaza Utara
Kondisi di rumah sakit Al Shifa di Gaza Utara /Dok. Anadolu Agency (AA)/

PR GARUT - Berdasarkan laporan dari kantor media Gaza pada Kamis, 16 November 2023 dilaporkan bahwa lebih dari 7.000 pengungsi, pasien serta staf medis yang berada di Rumah Sakit Al Shifa sedang berjuang melawan kematian. 

Hal itu disebabkan karena adanya blokade yang dilakukan militer Israel. Merujuk pada pernyataan yang dirilis, tergambarkan bahwa situasi kritis yang diperkuat dengan pernyataan tidak ada makanan, air atau susu bayi di rumah sakit tersebut.

“Kami mungkin kehilangan sejumlah anak-anak yang kekurangan gizi di rumah sakit karena pemadaman listrik, sehingga mereka tidak memiliki inkubator,” bunyi dari keterangan kantor media Gaza dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Israel Klaim Temukan Pusat Komando dan Senjata di Rumah Sakit Gaza, Hamas: Kebohongan dan Propaganda Murahan

Kondisi tersebut menjadi terasa mengerikan disaat tidak adanya pasokan yang cukup untuk perawatan ditambah rumah sakit tersebut saat ini menampung 650 pasien dan sekitar 7.000 orang yang mengungsi.

Selain itu, militer Israel juga diketahui telah menghancurkan semua kendaraan di sekitar area rumah sakit dan tidak mengizinkan staf medis atau pasien untuk pergi.

Minta Intervensi Internasional untuk Selamatkan Orang yang Berada di Rumah Sakit

Kantor media Gaza meminta intervensi internasional dan mendesak untuk menyelamatkan mereka yang berada di kompleks tersebut.

Baca Juga: Bobotoh Persib Dibikin Senang dengan Ungkapan Bojan Hodak ‘My New Home, Bandung’

Berdasarkan laporan Anadolu Agency (AA), militer Israel melakukan operasi pencarian dan pemeriksaan di dalam Rumah Sakit Al Shifa serta memindahkan jenazah para syuhada ke lokasi yang tidak diketahui. Pasukan Israel mengubah fasilitas rumah sakit menjadi barak militer.

Penyataan dari kantor media Gaza menyerukan untuk melepaskan area rumah sakit Al Shifa dari kungkungan militer Israel.

“Tekanan internasional dibutuhkan untuk membebaskan kompleks Al Shifa dari tentara Israel, memindahkan tentara dan tanknya dan menolak narasi Israel tentang senjata yang ada di rumah sakit,” katanya.

Baca Juga: Destinasi Wisata Alam dan Edukasi Budaya Kampung Adat Naga Tasikmalaya, Cocok Jadi Tempat Liburan Akhir Tahun 

Selain itu, dalam pernyataannya ditekankan juga jika Al Shifa dan rumah sakit di Gaza merupakan lembaga kemanusiaan dan mereka tidak akan mengizinkannya digunakan sebagai panggung operasi militer.

Selama berhari-hari, serangan dan blokade Israel telah menargetkan semua rumah sakit di Jalur Gaza utara, dengan alasan adanya "markas besar militan Hamas”, dimana klaim tersebut berulang kali dibantah oleh Hamas dan pejabat pemerintahan Palestina di Gaza. ***

Editor: Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Sumber: Anadolu Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah