Network
PR GARUT - Rusia yang sebelumnya sebagai pengekspor terbesar uranium untuk AS, saat ini pihak dari Amerika Serikat akan berhenti mengimpor uranium. Sejumlah negara saat ini, sedang berlomba untuk membuat pembangkit listrik tenaga nuklir dan satu diantaranya uranium merupakan komponen penting.
Pemberhentian pasokan uranium dari Rusia itu, akibat dari pemerintahan Biden yang menerapkan sanksi untuk Rusia karena menginvasi Ukraina.
Ketegangan geopolitik itu membuat AS mengakhiri ketergantungannya pada Rusia dan mencari sumber daya alam dari negara lain, dengan cara mencari mineral alternatif untuk membangun sumber daya tenaga nuklirnya.
Pertempuran Uranium: AS Melawan Rusia dan Anggota BRICS Lainnya
Pemerintahan Biden mengizinkan untuk pelaku industri mengeksplorasi logam putih sebagai alternatif menggantikan uranium dari Rusia. Gedung Putih memandang jika thorium sebagai pilihan yang lebih aman dibandingkan uranium untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pemerintahan Biden secara aktif mencari alternatif uranium, dan thorium berada di urutan pertama dalam daftar tersebut.
“Kami menanggung akibat dari ketergantungan yang berlebihan pada Rusia untuk bahan bakar nuklir. Dan bukan hanya kita saja, tapi seluruh dunia,” kata Pranay Vaddi, Penasihat Nuklir Gedung Putih di Dewan Keamanan Nasional AS, dikutip Pikiran Rakyat dari Watche Guru pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Selain itu AS sedang berjuang melawan blok baru yakni BRICS, yang mana di dalamnya berkumpul sejumlah negara seperti; Rusia, China, Afrika Selatan, Arab Saudi dan anggota BRICS lainnya.
Baca Juga: BRICS Ancam Dolar AS dengan Umumkan Transaksi Lintas Batas Gunakan Mata Uang Lokal
