Network
PR GARUT - Undang (56), seorang warga dari Kecamatan Karangpawitan, dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap upaya penertiban parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Garut.
Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya membantu meminimalisir kemacetan, tetapi juga mengurangi timbulan sampah yang sering mengganggu kenyamanan warga sekitar, khususnya para pemilik rumah yang tempatnya sering dijadikan lokasi berjualan.
Lebih lanjut, Undang berharap bahwa kebijakan ini tidak hanya dilaksanakan dalam jangka waktu singkat, tetapi juga terus berlanjut dalam tahun-tahun mendatang. Namun, ia menambahkan bahwa perlu adanya lokalisasi yang ditetapkan secara jelas bagi PKL, sehingga mereka tetap bisa menjalankan mata pencaharian mereka tanpa mengganggu ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitar.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Tana, seorang warga dari Jalan Pramuka. Tana menyambut positif kehadiran kebijakan penertiban parkir liar dan PKL ini. Baginya, penertiban harus dilakukan dengan pendekatan persuasif, dimulai dari pemberian peringatan hingga penertiban sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
"Dengan penertiban ini, saya berharap Kabupaten Garut bisa kembali menjadi Kota Intan seperti dulu. Saya sering bepergian ke luar kota dan melihat bagaimana kebersihan dan ketertiban menjadi prioritas utama," ujarnya dengan antusias.
Dukungan dari masyarakat seperti Undang dan Tana menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga keindahan dan ketertiban lingkungan. Harapan mereka adalah agar upaya penertiban ini tidak hanya menjadi agenda sementara, tetapi juga menjadi langkah yang berkelanjutan untuk menjadikan Garut sebagai tempat yang bersih, rapi, dan nyaman bagi seluruh warganya.***
