Babak Baru Perseteruan Politik, NasDem Laporkan Sejumlah Petinggi Demokrat ke Bareskrim Polri

- 4 September 2023, 10:27 WIB
Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 16 Juli 2023.
Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 16 Juli 2023. /YouTube NasDem TV./

PR GARUT - Perseteruan politik antara Partai NasDem dan Partai Demokrat terus meruncing, dengan NasDem mengumumkan niatnya untuk melaporkan sejumlah petinggi Demokrat ke Kepolisian. Langkah kontroversial ini diumumkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem pada Minggu, 3 September 2023.

Mereka berencana melaporkan sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat ke Bareskrim Polri pada Senin, 4 September 2023, sehingga menghadirkan babak baru dalam perseteruan politik di Indonesia.

Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, membenarkan rencana pelaporan ini melalui pernyataan singkatnya. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai dugaan kasus atau alasan pelaporan terhadap petinggi Demokrat. Ali hanya menyatakan bahwa NasDem akan merilis pengumuman resmi mengenai masalah ini pada Senin, 4 September 2023.

Salah satu nama yang diyakini akan dilaporkan adalah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beserta beberapa pengurus DPP Demokrat lainnya. Langkah NasDem untuk melibatkan aparat kepolisian dalam perseteruan ini semakin memanaskan situasi yang telah lama tegang antara kedua partai politik tersebut.

Baca Juga: Demokrat Menegaskan Keputusan Keluar dari KPP, PKS Tetap Berharap Kolaborasi dengan Anies Baswedan

Keputusan NasDem ini mendapat kritik tajam dari sejumlah pihak. Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menilai bahwa NasDem tidak seharusnya menggunakan Polisi dalam konteks politik. Refly Harun menekankan pentingnya berhadapan dengan perbedaan pendapat dalam politik dengan bijak, bukan dengan melibatkan institusi penegak hukum.

"Bisa enggak kita enggak main polisi? Masa politik begini pakai polisi-polisian ya, seperti sebuah kejahatan saja. Kalau memang misalnya mengungkapkan kata-kata kasar, kata-kata keras, dan lain sebagainya ya di-counter dong dengan sebuah penyikapan," ujar Refly Harun pada Minggu, 3 September 2023.

Main Kuat Kuatan

Dia juga mengkritik bahwa tindakan seperti ini bisa merusak proses politik yang seharusnya menjadi wadah untuk berdebat dan menyampaikan berbagai pandangan. Refly Harun menilai emosi dalam politik adalah hal yang lumrah dan harus dihadapi dengan penuh kebijaksanaan.

"Akan tetapi kalau main kuat-kuatan, main hebat-hebatan, main lobi-lobian, main siapa yang punya kuasa, dan lain sebagainya ya enggak asyik politik itu," ucap Refly Harun.

Baca Juga: Anies Baswedan Menyebutkan Duet dengan Cak Imin Bukan Sekadar Melanjutkan atau Tidak, Tapi Amanah Kemerdekaan

Halaman:

Editor: Ade Parhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah