Terdampak Penggusuran Proyek Jalan Tol Getaci, Ratusan Siswa dan Guru SMAN 8 Garut Belajar dalam Kekhawatiran

- 19 Juni 2024, 08:30 WIB
SMAN 8 Garut akan tergusur oleh proyek Tol Getaci.
SMAN 8 Garut akan tergusur oleh proyek Tol Getaci. /

PR GARUT - Ratusan siswa SMA Negeri 8 Desa Pesanggrahan, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, terpaksa belajar dalam suasana penuh kekhawatiran. Bangunan sekolah yang selama ini menjadi tempat mereka menimba ilmu terancam harus digusur karena terdampak proyek pembangunan jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci).

Bangunan sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 7.400 meter persegi tersebut harus diratakan dengan tanah untuk memberikan ruang bagi jalur tol yang akan melintasi area tersebut. Jujun, Kepala SMAN 8 Garut, mengungkapkan bahwa hampir seluruh bangunan sekolah masuk dalam rencana pembebasan lahan untuk proyek tol ini.

Informasi tersebut diterima Jujun setelah menghadiri sosialisasi pembebasan lahan untuk tol Getaci yang digelar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) beberapa waktu lalu.

"Saat itu, kami berkumpul di desa dan sekolah kami disebutkan terdampak pembangunan tol Getaci," ujar Jujun.

Baca Juga: Miliki Potensi Besar untuk Mandiri, 14 Kecamatan Masuk DOB Kabupaten Cianjur Selatan

Dalam sosialisasi tersebut, Kementerian PUPR menjanjikan akan mengganti lahan sekolah dengan luas yang sama. Namun, Jujun menyatakan bahwa hingga kini tidak ada kejelasan kapan pembebasan lahan akan dilakukan dan kemana sekolah mereka akan dipindahkan. Ketidakpastian ini membuat siswa dan guru resah.

"Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi yang jelas terkait relokasi sekolah kami. Kami memerlukan kepastian agar proses belajar mengajar bisa terus berjalan tanpa gangguan," ungkap Jujun.

Keadaan ini membuat para siswa belajar dalam suasana tidak menentu. Mereka khawatir tentang masa depan pendidikan mereka karena belum ada kejelasan terkait relokasi sekolah. Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh para guru dan staf sekolah, yang khawatir akan terganggunya proses belajar mengajar.

Baca Juga: Sekolah SMK Ika Kartika di Kaki Gunung Ciptakan Absensi Berbasis Telapak Tangan

"Kami sangat khawatir karena belum tahu kapan dan dimana kami akan melanjutkan sekolah. Kami berharap pemerintah segera memberikan kepastian agar kami bisa belajar dengan tenang," kata salah satu siswa, Rina (17), mengungkapkan kekhawatirannya.

Halaman:

Editor: Ade Parhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah