Network
PR GARUT - Leader Smart Wallet di Semarang, digruduk oleh anggotanya. Leader di Semarang itu diketahui bernama Mahruf yang sering koar-koar di media sosial mengajak orang lain untuk bergabung ke Smart Wallet.
Selain itu, dikutip dari Youtube Muhammad Ilham iTV, Mahruf juga, sebelumnya pernah mengatakan jika Roy Shakti yang menuding Smart Wallet adalah skema penipuan Ponzi akan dijebloskan ke penjara. Namun kondisinya saat ini malah terbalik, Mahruf digeruduk membernya dan akan diseret ke ranah hukum.
Sebelumnya, Kepala Subdirektorat V Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes Ma'mun, menyebutkan Semua orang yang mempunyai downline itu bisa menjadi tersangka, rekan-rekan.
Kasus Smart Wallet semakin memanas dengan adanya berbagai drama yang terus ditampilkan oleh pihak yang terlibat. Proses penarikan dana yang diundur-undur telah menjadi puncak ketegangan bagi para korban, yang mengalami kekecewaan dan ketidakpastian atas investasi yang mereka lakukan.
Baca Juga: Mau Nyoba SG2 Gratis? Ini 13 Akun FF Sultan Masih Bisa Digunakan dan Tidak Berbayar
Dalam perkembangan terbaru, penarikan dana yang seharusnya dilakukan pada tanggal 20 Maret ternyata ditunda hingga tanggal 23 Maret. Namun, pada tanggal tersebut, tidak ada satu pun pemain yang berhasil menarik dana mereka, menambah kecemasan dan kebingungan para korban. Drama-drama yang terjadi di grup Facebook juga memperlihatkan bagaimana janji-janji palsu tentang kemungkinan pembelian mobil mewah atau menjadi miliarder baru hanya menjadi halusinasi semata.
Pada tanggal 23 Maret, yang diharapkan akan menjadi hari penarikan dana yang sukses, ternyata tidak ada yang berhasil menarik dana mereka. Situasi semakin memanas ketika penarikan dana kembali diundur hingga tanggal 25 Maret. Para korban dipaksa untuk menunggu dengan ketidakpastian yang menghantui.
Upaya Menjebak Member Lakukan Deposit
Dalam upaya untuk menjebak lebih banyak korban, pihak Smart Wallet bahkan menawarkan promo cashback 100%, yang ternyata hanya merupakan upaya untuk menarik lebih banyak uang dari para korban. Para korban dipujuk dengan iming-iming keuntungan besar, namun kenyataannya hanya akan mengalami kerugian yang lebih besar.
Maraknya drama dan janji-janji palsu ini membawa dampak besar bagi para korban, yang terus merasa tertipu dan kecewa dengan situasi ini. Meskipun demikian, penting bagi para korban untuk tetap bersikap tegas dan tidak terjebak dalam tipu daya yang dilancarkan oleh pihak terkait.
