Kelanjutan Proyek Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap 'Getaci' Setelah Ditinggal Konsorsium, PUPR Lakukan ini

6 Juni 2024, 13:30 WIB
Kementerian PUPR menyampaikan rencana strategis pembangunan Tol Getaci dari mulai kepastian lelang, pembebasan lahan hingga target beroperasi. /PUPR/

PR GARUT - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memberikan kabar terbaru mengenai kelanjutan proyek Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) setelah ditinggalkan oleh konsorsium konglomerat Indonesia. Menurut Basuki, saat ini pihaknya masih melakukan review terhadap proyek tersebut, termasuk market sounding hingga penetapan pemenang.

"Saya kemarin rapim saya tanya satu-satu Getaci ini kita lagi kayak market sounding kira-kira ada yang mau ikut tender atau nggak. Tahun ini target penetapan pemenang," ungkap Basuki.

Sebelumnya, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Sony Sulaksono, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah melakukan tender ulang Tol Getaci untuk menemukan investor baru. Hingga kini, nama baru yang terpilih untuk menggarap proyek ini masih dalam tahap pencarian. Namun, dalam waktu dekat, nama-nama investor tersebut sudah akan terlihat.

"Saat ini tol Getaci masih dalam proses prakualifikasi. Target Maret sudah ada calon-calon untuk masuk tahap tender. Target kita penetapan pemenang akan sekitar Agustus dan perjanjian pengusahaan jalan tol (perjanjian investasi) sekitar September 2024," ungkap Sony.

Baca Juga: Berikut ini Daftar Penerima Penghargaan Sekolah Adiwiyata 2024 di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Meskipun nama investor baru akan segera muncul, masih ada sejumlah tahapan menuju proses pembangunan, salah satunya adalah pembebasan lahan. Di tahap awal, pemerintah akan mengutamakan titik awal di Gedebage.

"Pengadaan tanah masih berlangsung dan diharapkan selesai juga di akhir 2024. Pembangunan akan dilakukan dulu untuk Gedebage - Garut Utara 2025-2027 sehingga 2028 segmen itu sudah bisa dioperasikan," ujar Sony.

Masyarakat harus menunggu beberapa tahun lagi untuk menggunakan jalan tol terpanjang di Indonesia ini, termasuk pembangunan jalan tol setelah Garut Utara selesai.

"Konstruksi Garut Utara - Ciamis akan dilakukan pembangunan 2030, dimana pembebasan lahan dilakukan 2028," kata Sony.

Baca Juga: Berkeliling di Bawah Laut, Pengalaman Unik di Pillow Park Cake Bandung

Saat ini sudah ada beberapa investor dari sejumlah negara yang tertarik untuk masuk ke dalam proyek tol terpanjang di Indonesia ini. Sony menyebut bahwa investor berasal dari berbagai negara, bukan hanya dari Asia tapi juga dari Amerika.

"Sejauh ini udah banyak dan dari dalam dan luar negeri ada, kita pernah ngobrol dengan kami di BPJT dari Australia, dari China, Timur Tengah, ada beberapa yang sudah berpengalaman Malaysia, Hong Kong, Kanada mereka tertarik menjajaki itu," imbuhnya.

Sony menambahkan bahwa pemerintah akan berperan dalam pembebasan tanah, sementara investor fokus pada pembangunan. Dalam proses pembangunan, investor akan berperan dalam menyediakan dana, sementara kontraktor akan fokus pada pembangunannya.

Spesifikasi dan Pembagian Seksi Tol Getaci

Jalan Tol GeTaCi atau Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap memiliki total panjang 206,65 km dan melintas di dua provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat (171,40 km) dan Provinsi Jawa Tengah (35,25 km).

Jalan tol ini akan menjadi yang terpanjang di Indonesia dan merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Baca Juga: Pembangunan Proyek-Proyek IKN Berjalan Sesuai Rencana, Aguan Puji Kierja Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Jalan tol ini terbagi atas empat seksi, yaitu:

- Seksi 1: Junction Gedebage - Garut Utara sepanjang 45,20 km
- Seksi 2: Garut Utara - Tasikmalaya sepanjang 50,32 km
- Seksi 3: Tasikmalaya - Patimuan sepanjang 76,78 km
- Seksi 4: Patimuan - Cilacap sepanjang 34,35 km

Sebelumnya, konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta akan membangun tol ini. Konsorsium tersebut termasuk nama-nama besar seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang menjadi pemimpin dengan porsi 32,5%, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dengan porsi 10%, PT Gama Grup dengan porsi 13,38%, PT Jasa Sarana dengan porsi 0,75%, dan PT Wijaya Karya (Persero) dengan porsi 10%. Namun, beberapa perusahaan memilih hengkang dari konsorsium ini.

Dengan langkah-langkah yang sedang dilakukan, diharapkan proyek tol ini dapat segera dilanjutkan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat serta perekonomian Indonesia.***

Editor: Ade Parhan

Tags

Terkini

Terpopuler