Network
PR GARUT - Hidroponik telah menjadi salah satu sistem budidaya tanaman yang semakin populer di masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Sistem ini menawarkan solusi untuk permasalahan keterbatasan lahan, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan akan bahan pangan seperti buah dan sayur.
Hidroponik memungkinkan masyarakat perkotaan untuk bisa berproduksi dengan lahan yang terbatas, bahkan di pekarangan rumah sekalipun.
Sistem hidroponik merupakan teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Tanaman tidak lagi ditanam di dalam tanah, melainkan di dalam media cair atau media tanam lainnya. Dengan demikian, lahan yang sempit pun dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian.
Beberapa tanaman yang dapat ditanam dengan sistem hidroponik antara lain anggrek, gerbera, kaktus, selada, sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, dan terong. Sistem hidroponik menjadi solusi yang menarik bagi masyarakat perkotaan yang memiliki lahan terbatas, namun ingin tetap bisa menikmati hasil panen dari tanaman segar.
Dalam penerapannya, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu persiapan bahan media, larutan nutrisi, pemeliharaan, aplikasi larutan nutrisi, serta panen dan pasca panen. Di antara aspek-aspek tersebut, larutan nutrisi memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan budidaya hidroponik.
Larutan nutrisi merupakan sumber pasokan nutrisi bagi tanaman untuk memperoleh makanan dalam sistem hidroponik. Selama ini, informasi mengenai jumlah nutrisi yang dibutuhkan tanaman hanya sebatas rentang angka saja, belum diketahui secara pasti. Padahal, jumlah nutrisi yang tepat dapat memudahkan kontrol dosis pemberian.
Pengembangan budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak hanya mendorong tercapainya
ketahanan pangan di masyarakat, tetapi juga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kreativitas.
