Menelisik Asal-usul Khong Guan, Biskuit Legendaris yang Jadi Ikon Kue Lebaran di Indonesia

9 April 2024, 07:00 WIB
Khong Guan /

PR GARUT - Khong Guan adalah merek kue kering dalam kemasan kaleng yang begitu familiar di Indonesia.

Berpuluh tahun lamanya, Khong Guan telah mewarnai khasanah tradisi kuliner di tanah air. Bahkan, aneka kue kering yang dikemas dalam kotak kaleng ini secara tidak langsung telah menjadi kue khas musim lebaran yang begitu Ikonik di tanah air.

Saking akrabnya dalam tradisi perayaan lebaran atau Idul Fitri, setiap musim lebaran tiba, biskuit Khong Guan ini hampir bisa dipastikan selalu hadir di setiap rumah warga sebagai hidangan cemilan istimewa khas lebaran.

Yang membuat penasaran, sebenarnya siapa produsen dan dari mana asal muasal biskuit Khong Guan yang begitu melegenda ini ?

Baca Juga: Bansos Rp400.000 Segera Cair! Begini Cara Cek Bantuan BPNT Lewat HP

Merujuk pada catatan sejarah singkat yang dilansir laman resmi khongguan, disebutkan, bahwa Khong Guan Biscuit Company merupakan produsen biskuit asal Singapura.

Dalam perjalanan bisnisnya, perusahan kue kering dalam kemasan ini didirikan oleh dua bersaudara asal kota Fujian, Tiongkok yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han pada tahun 1987 silam.

Sebelum mendirikan perusahaan kue yang mendunia, sebelum dua bersaudara asal negeri Tirai Bambu ini ketika itu meninggalkan kampung halamannya untuk merantau, kemudian mereka menetap di Singapura sekitar 1935.

Saat di Singapura sua bersaudara ini sebelumnya bekerja di sebuah pabrik untuk pabrik lokal di pinggiran kota Singapura ketika itu.

Kisah berlanjut, akibat adanya invasi tentara Jepang ketika itu, kedua bersaudara ini memutuskan untuk mengungsi ke Perak, Malaysia sekitar tahun 1940.

Baca Juga: Berdampak Buruk Pada Anak, KPAI Minta Kemkominfo Blokir Game Online

Nah, kisah bisnis biskuit mereka dimulai di negeri Melayu ini. Dikisahkan mereka mulai memprediksi kue biskuit secara manual untuk dijual.

Dalam perjalanan bisnisnya, tenyata tidak berjalan mulus. Satu ketika, mereka terkendala dengan bahan baku. Persediaan tepung dan gula yang sangat minim, membuat mereka beralih usaha lain, ketika itu mereka memilih memproduksi garam laut dan sabun untuk bisa bertahan hidup.

Kemudian pada 1945, paska Jepang menarik mundur serdadunya, para imigran di Malaysia kembali ke Singapura, termasuk Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.

Naluri berbisnis biskuit dua bersaudara ini kembali muncul, kemudian mereka kembali berikhtiar melanjutkan kembali produksi biskuitnya.

Secerah harapan mulai terbuka, sepeninggal tentara Jepang, Chew Choo Han pun secara kebetulan menemukan beberapa mesin pembuat biskuit tua yang sudah rusak karena perang dari pabrik lama tempat mereka bekerja.

Baca Juga: Lutfiana Putri Karlina: Wajah Baru dalam Bursa Pemilihan Bupati Garut 2024

Otak bisnis neraka kemudian mencuat, tak perlu pikir panjang, ia kemudian membelinya dan bertekad menyusun jalur produksi biskuit semi-otomatis.

Dengan menggunakan alat sederhana ini, yakni dengan memanfaatkan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit melalui oven batu bata pada sistem konveyor.

Hanya berselang dua tahun, tepatnya pada tahun 1947, sebuah perusahaan biskuit bernama Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Limited beroperasi perdana di bilangan 18 Howard Road, Singapura.

Kesuksesan membangun pabrik biskuit ini begitu pesat. Dalam rentang tahun 1950-an dan 1960-an, kesuksesan Khong Guan juga merambah pasar mancanegara, termasuk pendirian pabrik di Malaysia.

Tak sampai di situ, sejak tahun 1970-an, pabrik biskuit Khong Guan di Singapura dipindahkan ke bangunan lebih besar dan melampaui negara di kawasan Asia Tenggara.

Perjalanan bisnis kue kering dua bersaudara asal negeri Tiongkok ini terus melebar. Bahkan, produksi kue kering dan biskuit Khong Guan ini mulai diminati konsumen dari Hong Kong dan negara negara di jazirah Arab atau Timur Tengah.

Memasuki tahun 1980-an, Khong Guan kemudian mengekspor produk andalannya ke berbagai negara seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Hingga saat ini, tercatat lebih dari 40 negara yang sudah merasakan biskuit legendaris ini. Saking terkenalnya, biskuit produk Khong Guan ini pernah meraih penghargaan Monde Selection, sebuah penghargaan kualitas produk tertinggi.

Sejarah Khong Guan di Indonesia

PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia Ltd, diketahui dirintis oleh Kwee Boen Thwie (Hidayat Darmono), Ong Kong Ie, dan Go Swie Kie (Dasuki Angkosubroto) pada 6 September 1956 silam.

Perusahaan kue kering dalam kemasan ini awalnya didirikan dengan nama NV Glok San Kongsie. Perusahaan ini awalnya hanya mengimpor biskuit dari Singapura saja

Seiring berjalanya waktu, terhitung pada tahun 1969, sesudah Ira Susanti dan Hartono Kweefanus bergabung dalam perusahaan, akhirnya rencana produksi mandiri di Indonesia dimulai.

Lalu, pada tahun 1971, pabrik Khong Guan dalam negeri resmi beroperasi pertama kali di Surabaya. Kemudian, pada tahun 1972, NV Glok San Kongsie mengganti nama perusahaannya menjadi PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia.

Perkembangan perusahaan semakin pesat bahkan menggurita, hingga berdiri beberapa anak usaha lainnya membuat perusahaan biskuit ini semakin berjaya.

Beberapa anak perusahaan Khong Guan di antaranya PT Nissin Biscuit Indonesia, PT Monde Mahkota Biscuit, PT Jaya Abadi Corak Biscuit Indonesia, dan PT Serena Indopangan Industri.

Perlu diketahui, PT Khong Guan sendiri membuka pabrik baru di kawasan Ciracas, Jakarta dan Cibinong, Jawa Barat hingga sekarang tercatat telah memiliki 6 pabrik biskuit.

Tak dipungkiri, Khong Guan Group telah berhasil merajai industri makanan terutama biskuit hingga diperkirakan mencapai 70 persen pangsa pasar.

Salah satu produknya yang paling populer ialah Khong Guan Red Assorted atau biasa dikenal dengan nama Khong Guan Merah.

Selain itu, ada pula varian kue wafer Nissin, Monde Butter Cookies, Marie Susu, Malkist, dan Big Royal.

Itulah asal-usul atau sejarah Khong Guan, produsen biskuit asal Singapura yang didirikan oleh Chew Choo Keng dan Chew Choo Han, pengusaha ulet asal Tiongkok atau China pada 1947 silam.

Kini produsen biskuit legendaris ini telah menjelma menjadi perusahaan raksasa yang mampu mengimpor produknya ke lebih dari 40 negara di seluruh dunia.***

Editor: Muhammad Faiz Sultan

Tags

Terkini

Terpopuler