Network
PR GARUT - Hari Guru merupakan momentum penting untuk menghargai peran guru dalam membentuk generasi masa depan. Hari Guru di SMAN 5 Garut tahun ini dirayakan dengan semangat tinggi melalui kegiatan Gebyar Sastra Indonesia.
Acara yang dilaksanakan pada hari minggu, 26 November 2023 ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi terhadap para pendidik, tetapi juga membuktikan keberhasilan anak-anak muda dalam mengekspresikan kreativitas mereka melalui tiga lomba sastra yang digelar yaitu lomba baca puisi untuk siswa kelas X, lomba pentas drama untuk kelas XI, dan lomba kritik sastra untuk kelas XII.
Lomba baca puisi untuk siswa kelas X menjadi wadah bagi para peserta untuk memancarkan emosi dan imajinasi mereka melalui kata-kata. Dari setiap pembacaan bait per bait puisi, tergambarlah penghayatan dan interpretasi siswa terhadap puisi yang dibacakan sehingga menciptakan sebuah melodi kata yang memukau. Keberhasilan lomba ini tidak hanya tercermin dari kefasihan mereka dalam membacakan puisi, tetapi juga dari kemampuan mereka dalam mengekspresikan setiap bait puisi.
Kelas XI menyuguhkan kepiawaian mereka dalam lomba pentas drama. Dari setiap gerak tubuh, ekspresi wajah, hingga dialog yang dilontarkan, siswa berhasil menciptakan panggung cerita yang hidup dan memukau penonton. Keberhasilan ini bukan hanya melibatkan akting yang memukau, tetapi juga kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan dan makna yang mendalam melalui pertunjukan drama bertema cerita rakyat nusantara.
Kelas XII memberikan warna berbeda dalam lomba kritik sastra. Para peserta tidak hanya menunjukkan kepiawaian mereka dalam menangkap makna karya sastra, tetapi juga kemampuan mereka dalam menyajikan analisis mendalam. Dari sinilah terlihat bahwa siswa dan siswi kelas XII bukan hanya sekadar pembaca, melainkan kritikus sastra yang mampu meresapi dan mengapresiasi setiap detail karya yang mereka telaah.
Gebyar Sastra di SMAN 5 Garut bukan hanya sekadar lomba, tetapi merupakan puncak dari kreativitas anak muda dalam mengekspresikan gagasan, perasaan, dan ide melalui sastra. Para siswa dan siswi tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga aktor dan penulis yang menghidupkan sastra di setiap sudut sekolah.
Melalui keberhasilan acara ini, sekolah memberikan pesan bahwa sastra bukanlah sekadar mata pelajaran, melainkan sebuah seni yang dapat menginspirasi, merayakan, dan menyatukan generasi muda. Melalui baca puisi, pentas drama, dan kritik sastra, para siswa-siswi tidak hanya mengisi panggung, tetapi juga mengisi hati penonton dengan karya-karya yang penuh makna.(Ditulis oleh Nurul Nur Azizah)***
