Network
PR GARUT - Nama ekonom senior Faisal Basri baru-baru ini membuat heboh karena menghembuskan isu akan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kabinet Jokowi.
Memang, selama ini Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang berani dan terbilang getol mengkritik penguasa. Bahkan, karena keberaniannya, Faisal sempat diminta pemerintah untuk melawan mafia migas dan ikan.
Seperti diketahui, Faisal Basri diminta menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada tahun 2014 lalu.
Tugasnya untuk melakukan reformasi tata kelola minyak dan gas (Migas), yakni memberantas mafia migas (minyak dan gas) yang bercokol di sektor energi, serta menata ulang kelembagaan supaya bisa bekerja optimal.
Baca Juga: Menko Airlangga Hartanto Tepis Isu Sri Mulyani Mundur dari Kabinet Jokowi
Sayangnya, Faisal tak lama di sana. Pasalnya ruang geraknya terbatas, ia memilih untuk tidak diperpanjang. Meski keluar dari memberantas Migas, pada tahun 2015, ia tetap diminta untuk membantu Menteri Kelautan dan Perikanan di zamannya menteri Susi Pudjiastuti. Tugas Faisal Basri saat itu untuk memberantas mafia ikan alias anti illegal fishing.
Sebelumnya, mama Faisal Basri sudah terkenal sebagai pengamat ekonomi, aktivis, dan politkus. Di tengah kesibukannnya, ia tetap mengajar. Ekonomi politik mata kuliah yang diajarkannya.
Dalam dunia politik, ia pernah mencalonkan sebagai gubernur DKI dari jalur independent berpasangan dengan Biem Benyamin, putra dari seniman legendaris Betawi Benyamin Sueb pada Pilgub 2012 silam. Saat itu ia bersaing dengan Joko Widodo. Sayang, dalam Pilgub DKI itu Faisal kandas.
Kandas di Pilgub DKI, tak lantas membuat Faisal Basri berdiam diri. Ia tetap eksis mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dan berbau korupsi. Bahkan saat ia masuk lingkaran penguasa, ia tetap kritis.
Diketahui, Faisal Basri merupakan pria kelahiran Bandung, 6 November 1959 lampau. Nama belakang "Basri” merupakan nama sang ayah yang ia gunakan sebagai bentuk penghargaan terhadap ayahnya, Hasan Basri Batubara.
Ia menghabiskan masa kecilnya di Kota Kembang Bandung hingga usia 6 tahun. Kemudian Faisal Basri ketika itu hijrah ke ibukota dan tinggal di Gang Eddy, Kawasan Guntur Halimun, Jakarta Selatan.
