Dikatakan bahwa sebelumnya negara Singapura pernah memiliki riwayat kasus yang tinggi dan adanya kasus kematian, nama Flu Singapura akhirnya melekat dibenak masyarakat.
"Flu SIngapura ini sebenarnya istilahnya salah karena asalnya bukan dari Singapura, tetapi memang pernah riwayatnya tahun 2000 dan 2006 itu Singapura banyak kejadian kasus ini, dan ada yang meninggal, akhirnya terkenal Flu Singapura," Ujar Prof Edi dalam konferensi pers ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada Selasa 2 April.
Gejala Flu Singapura
Prof Edi juga menjelaskan sebenarnya penyakit Flu Singapura ini pertama kali ditemukan di Toronto, Kanada pada tahun 1957, dan gejala yang dialami seperti demam, ruam, hingga muncul lesi di mulut, telapak tangan dan kaki, selain itu ada juga beberapa gejala yang perlu diwaspadai dan harus segera mendapatkan perawatan.
"Ada gejala mengarah infeksi berat harus dirawat di rumah sakit, Gejalanya seperti demam tinggi di atas 39 derajat celsius, napas cepat seperti orang sesak,", sambung Prof Edi.
'Kemudian kadang bisa hingga menyebabkan kejang terutama di usia dibawah 6 tahun, dan salah satu gejala klinis berbahaya ada radang di otak, gejalanya anak agar besar, nyeri, tidak sadar, kejang, koma bahkan bisa kelumpuhan", sambung Prod Edi.
Flu Singapura Penyakit Menular
Penjelasan dari Prof Edi juga mengatakan bahwa penyakit Flu Singapura sangat menular, dan penularannya sangat mirip dengan penyakit Covid-19 yang dapat menular melalui kontak langsung, maupun tidak langsung.
Baca Juga: Usai 43 Tahun Terbit, Serial Manga 'Captain Tsubasa' Berakhir