PR GARUT - Kasus penipuan yang melibatkan aplikasi Smart Wallet semakin mengemuka dengan adanya keluhan dan kekecewaan dari para korban, baik di Jombang maupun Banten.
Situasi semakin memanas ketika terungkap bahwa salah satu leadernya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Para korban aplikasi Smart Wallet di Jombang, Jawa Timur, dan Banten, kini mulai bersuara dengan lantang menyuarakan kekecewaan mereka atas dana investasi yang lenyap.
Dalam percakapan di berbagai grup media sosial, mereka mengekspresikan rasa frustrasi dan ketidakpuasan mereka terhadap janji-janji palsu yang dibuat oleh pihak pengelola aplikasi tersebut.
Baca Juga: Ragnar Oratmangoen Tak Sabar Debut di Timnas Indonesia, Hadapi Vietnam Malam Ini
Di Jombang, salah satu anggota DPRD Jombang, yang diidentifikasi dengan inisial AT, diketahui terlibat dalam promosi aplikasi Smart Wallet melalui platform TikTok dan YouTube.
Bahkan, AT juga menjabat sebagai direkturnya cabang Smart Wallet di Jombang. Namun, belakangan terungkap bahwa kantor Smart Wallet tersebut telah ditutup, meninggalkan para investor dengan tangan hampa.
Sementara di Banten, khususnya di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, para korban juga merasakan dampak yang serupa.