PR GARUT - Dalam tentang tahun 2023 lalu kabar mengejutkan menyeruak begitu muncul berita mundurnya para investor dalam Mega proyek Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap).
Saat itu tak hanya konsorsium BUMN yang dikabarkan mundur dari proyek berskala nasional tersebut, tetapi juga para konglomerat yang awalnya tertarik untuk menggarapnya.
Sontak saja, nasib pembangunan Tol Getaci pun menjadi terkatung-katung tak jelas. Akibatnya, pihak Kementerian PUPR harus melakukan tender lelang ulang untuk proyek jalan Tol sepanjang ratusan kilometer itu.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, alasan akan dilakukan tender ulang ini penyebabnya tidak kunjung terjadi penandatanganan 'financial close' (dukungan pembiayaan perbankan).
Baca Juga: Ada Bansos Rp 600 Ribu Per Bulan untuk Pekerja Swasta, Cek di Sini Penjelasannya
Dilaporkan sebelumnya, konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta bakal membangun megaproyek Tol Getaci tersebut. Perlu diketahui, ada beberapa nama perusahaan dibalik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
Diketahui, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjadi pemimpin konsorsium pembangunan tol Getaci tersebut, dengan porsi 32,5%, sementara PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%. Sisanya PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, PT Wijaya Karya (Persero) 10%.
Tercatat, Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling tajir di Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus.
Berdasarkan data real time Forbes, harta kekayaannya bos kelapa sawit itu tembus US$ 3,1 miliar. Dia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Editor: Muhammad Faiz Sultan