Masuk Musim Kemarau, BMKG Berikan Status Waspada Kekeringan pada Sejumlah Wilayah

- 16 Juli 2020, 11:26 WIB
ILUSTRASI kekeringan.*
ILUSTRASI kekeringan.* /SUSANNE JUTZELER/PIXABAY /

PR GARUT - Indonesia saat ini mulai memasuki periode musim kemarau.

Musim kemarau berpotensi terjadi kekeringan hingga kebakaran hutan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengindikasi potensi kekeringan meteorologis di sejumlah wilayah Indonesia hingga dua dasarian ke depan dengan status waspada hingga awas.

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary T Djatmiko mengatakan bahwa setiap daerah diprediksi akan mengalami kekeringan yang bervariasi.

Baca Juga: Sirkulasi Udara di Ruang Pendingin Berikan Pengaruh pada Covid-19

"Jadi kalau dia tidak ada hujan sama sekali terus panas dan terik, sehingga dapat dimungkinkan ada potensi kekeringan atau potensi titik panas tadi. Setiap daerah berbeda," katanya sebagaimana diberitakan oleh pikiranrakyat-bekasi.com pada artikel yang berjudul BMKG Indikasikan Potensi Sejumlah Wilayah Akan Dilanda Kekeringan Meteorologis.

Berdasarkan hasil monitoring kejadian hari kering berturut-turut dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian atau setiap 10 hari, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis hingga dua dasarian ke depan dengan status waspada hingga awas.

Dari hasil monitoring tersebut, wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori waspada antara lain adalah Kota Denpasar, Bali, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Cirebon di Jawa Barat, Kabupaten Demak dan Karanganyar di Jawa Tengah, dan Kabupaten Blitar, Gresik, Jember, Lumajang, Mojokerto, Ponorogo, Probolinggo dan Kota Surabaya di Jawa Timur.

Baca Juga: Kerap Lakukan Pelanggaran, Polisi Akan Berlalukan Tilang dan Denda Bagi Pesepeda

Berikutnya, daerah lain yang potensi kekeringan meteorologisnya termasuk pada kategori waspada adalah Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar di Maluku, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara di Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Alor, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Sumba Barat, Sumba Tengah, Timor Tengah Utara di Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori siaga adalah Kabupaten Buleleng di Provinsi Bali, Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kulonprogo dan Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kabupaten Jepara, Klaten, Purworejo, Sragen, Sukoharjo dan Wonogiri di Jawa Tengah.

Selanjutnya, Kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Bojonegoro, Bondowoso, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sampang, Sidoarjo, Situbondo di Jawa Timur, Kabupaten Dompu, Bima, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Kota Bima, Mataram di Nusa Tenggara Barat, dan Kabupaten Belu, Ende, Dlores Timurz Kupang, Lembata, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan juga diindikasikan berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori siaga.

Baca Juga: 3 Bahan yang Efektif untuk Hilangkan Noda Tinta pada Pakaian

Kemudian, wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori awas adalah Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Kupang.

Mengingat potensi kekeringan meteorologis dengan kategori yang bahkan sudah mencapai awas di daerah tertentu, Deputi Klimatologi BMKG Herizal mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang wilayahnya berada dalam daftar tersebut untuk mengantisipasi dampak kekeringan.

"Terhadap sektor pertanian, yaitu berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian. Di samping itu, pada sektor lingkungan, yaitu meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan dan berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga," tuturnya. (Ikbal Tawakal/Pikiran Rakyat Bekasi)***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x