Network
PR GARUT – Umi Pipik membeberkan alasan dirinya menyetujui saat Adiba Khanza memilih pesepak bola Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri sebagai suaminya. Melepaskan putri sulungnya untuk menikah dengan pilihannya tentu Umi Pipik mengaku memiliki beberapa pertimbangan.
Dilansir Youtube Alanabi Chanel pada Senin (18/12/2023), Umi Pipik menuturkan bahwa hal terpenting yang menjadi pertimbangan untuk memilih calon menantu adalah agama dan perilakunya. Hal itu lah yang mendasari keputusan Umi Pipik.
“Pasti yang dicari kan kita sesuai dengan apa yang Rasulullah pernah ajarkan. Bahwa kalau anak perempuan kita ada yang melamar, maka yang pertama dilihat adalah agama dan akhlak. Itu yang paling utama itu deh,” terang Umi Pipik.
Soal Materi
Di samping itu, Umi Pipik menegaskan jika materi bukanlah prioritas. Bagi Umi Pipik materi dapat diatasnya nantinya sebab yang terpenting adalah keagamaan dan moralitas calon pasangan. Lebih lanjut, ibu empat anak itu menyampaikan rasa kebahagiannya karena Adiba telah siap mental untuk menikah.
Baca Juga: Umi Pipik Larang Adiba Tinggal Serumah dengannya Setelah Menikah, Singgung soal Konflik
“Urusan materi mah ya nikah kan pasti akan memperluas rezeki kan gitu. Pastinya senang (Adiba menikah) karena berarti dia sudah siap secara mental. Apalagi kalau Adiba umur 23, kalau 23 kan dulu saya juga nikah umur 23,” tutur Umi Pipik.
Wejangan dan Larangan
Terlepas dari kebahagiaan yang dirasakan Umi Pipik, istri almarhum Uje itu tetap memberikan wejangan untuk Adiba. Bahkan, Umi Pipik juga memberikan larangan untuk Adiba jika nanti sudah menikah. Ibunda Abidzar itu melarang Adiba untuk tinggal serumah karena takut terjadinya konflik.
“Saya selalu kasih warning bahwa kita ngga cukup hanya kita punya uang terus kita sanggup menikah. Tapi calon suami ini siap ngga dia membimbing si istri. dan istrinya siap ngga untuk dibimbing,” kata Umi Pipik.
“Bahkan nanti saat kalian sudah menikah pun kalian ngga boleh tinggal di rumah Ummi, saya bilang begitu. Kalian harus mandiri. Bukan berarti ngusir tapi untuk menghindari konflik mertua dan menantu, kecemburuan antara menantu dan mertua,” pungkasnya. ***
